Anggaran, penganggaran, budget, atau budgeting merupakan unsur yang penting bagi bisnis dan perusahaan. Hal tersebut karena anggaran digunakan manajemen dalam melaksanakan fungsinya, terutama pada fungsi perencanaan dan pengendalian. Perencanaan merupakan dasar bagi suatu pengendalian, sedangkan pengendalian diperlukan untuk mencapai tujuan bersama dari perusahaanperusahaan.

Anggaran atau penganggaran sendiri merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengadakan perencanaan dan pengendalian. Melalui penganggaran yang jelas, realita yang terjadi atau tercapai di lapangan dapat dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan di dalam anggaran untuk menentukan, meneliti, dan menganalisa selisih yang ditimbulkan serta menentukan tindakan koreksi (perbaikan) yang diperlukan atas kegiatan yang akan datang.

Oleh karena itu anggaran merupakan unsur penting agar manajemen dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga organisasi perusahaan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Berikut adalah berbagai kajian pustaka mengenai anggaran atau penganggaran secara umum.

Pengertian Anggaran

Anggaran adalah rencana terperinci dan menyeluruh untuk setiap kegiatan dan aktivitas perusahaan (Savitri, 2018, hlm. 1). Berbagai rencana terperinci dan menyeluruh itu juga harus disusun secara tertulis dan berurutan berdasarkan fakta yang terjadi. Dengan demikian anggaran atau penganggaran dapat dilakukan secara objektif dan tidak hanya asumsi apalagi spekulasi semata.

Sementara itu menurut Yanto, dkk (2022, hlm. 1) anggaran atau lengkapnya business budget adalah salah satu bentuk berbagai rencana yang mungkin disusun, meskipun tidak setiap rencana dapat disebut sebagai anggaran. Lebih lanjut Yanto, dkk (2022, hlm. 1) juga menjelaskan bahwa anggaran juga dapat diartikan sebagai hasil menyusun anggaran, sementara perencanaannya sendiri disebut penganggaran. Penganggaran adalah proses menyusun rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang (Yanto, dkk, 2022, hlm. 1).

Nirwana & Nurasik (2020, hlm. 2) menjelaskan lebih lanjut mengenai perbedaan anggaran ini ,yakni anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis, sementara itu penganggaran atau penyusunan anggaran (budgeting) adalah proses penyusunan rencana keuangan organisasi yang dilakukan dengan cara menyusun rencana kerja pada waktu tertentu umumnya satu tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter. Dengan demikian, meskipun memiliki sedikit perbedaan maksud kata, baik anggaran maupun penganggaran, kedua istilah ini sering digunakan pada maksud yang sama, yaitu rencana penganggaran moneter itu sendiri.

Selanjutnya, menurut Nafarin (dalam Savitri, 2018, hlm. 2) anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun dan telah disahkan oleh program-program yang telah disahkan, berupa rencana tertulis mengenai suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam uang dalam jangka waktu tertentu.

Berdasarkan pengertian anggaran menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah rencana terperinci dan menyeluruh yang disusun oleh manajemen untuk jangka waktu satu tahun yang dapat membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya tertentu yang diperhitungkan pula.

Klasifikasi/Jenis Anggaran

Setiap perusahaan tentu mempunyai anggaran yang berbeda, tergantung dari jenis perusahaan serta maksud dan tujuan yang hendak dicapai dengan pengklasifikasian anggaran tersebut, selain itu juga tergantung pada besar kecilnya ukuran perusahaan. Jenis-jenis anggaran menurut Savitri (2018, hlm. 16) dibagi berdasarkan empat kelompok yang akan dipaparkan sebagai berikut.

1. Berdasarkan Isi Anggaran

Berdasarkan isi anggaran, anggaran dapat dibagi menjadi jenis-jenis berikut ini.

  1. Anggaran Laba-Rugi (Income Statement Budget),
    yang didukung oleh barbagai anggaran penunjang, yaitu: a) Anggaran penjualan; b) Anggaran produksi; c) Anggaran bahan baku; d) Anggaran tenaga kerja langsung; e) Anggaran biaya overhead pabrik; f) Anggaran biaya administrasi dan umum, dan lain sebagainya.
  2. Anggaran Neraca (Balance Sheet Budget),
    yang didukung oleh berbagai anggaran penunjang, yaitu: a) Anggaran kas; b) Anggaran piutang; c) Anggaran persediaan; d) Anggaran aktiva tetap; e) Anggaran hutang dan lain sebagainya.

2. Berdasarkan Jangka Waktu

Berdasarkan jangka waktunya, anggaran dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut.

  1. Anggaran Strategis (Strategical Budget),
    merupakan anggaran jangka panjang, berisikan hal-hal yang bersifat umum seperti misalnya kebijakan perusahaan dalam jangka panjang, dan lain-lain.
  2. Anggaran Taktis (Tactical Budget),
    merupakan anggaran jangka pendek atau anggaran operasional. Sesuai dengan fungsinya sebagai anggaran operasional, maka disusun secara terperinci sehingga dapat digunakan sebagai pedoman operasional dalam perusahaan yang bersangkutan. Di dalam perusahaan-perusahaan pada umumnya dikenal dua macam bentuk anggaran operasional tersebut, yaitu: a) Anggaran Periodik (periodical budget), merupakan anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu (pada umumnya satu tahun); b) Anggaran Kontinu (continual budget), merupakan anggaran yang disusun dalam jangka waktu yang sangat pendek, misalnya tiga bulan, empat bulan, lima bulan, di mana jangka waktu anggaran ini akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di dalam perusahaan tersebut.

3. Berdasarkan Fleksibilitas Anggaran

Berdasarkan fleksibilitas anggarannya, anggaran dapat diklasifikasikan menjadi seperti berikut ini.

  1. Anggaran Tetap (Fixed Budget),
    merupakan suatu anggaran yang disusun atas dasar satu tingkat kapasitas tertentu
  2. Anggaran Variabel (Variable Budget),
    merupakan suatu anggaran yang disusun berdasarkan atas interval (beberapa) kapasitas tertentu, di mana berbagai tingkat kapasitas tersebut mungkin dipergunakan dalam perusahaan

4. Berdasarkan Segi Kelengkapan Anggaran

Berdasarkan segi kelengkapannya, anggaran dapat dibagi menjadi beberapa jenis berikut ini.

  1. Anggaran Komprehensif (Comprehensif Budget),
    merupakan anggaran yang disusun secara lengkap dan menyeluruh. Meliputi seluruh aktivitas atau kegiatan perusahaan yang bersangkutan yaitu bidang marketing, produksi, keuangan, personalia, dan tertib administrasi.
  2. Anggaran Parsial (Partial Budget),
    merupakan anggaran yang mempunyai ruang lingkup yang terbatas, yaitu meliputi bidang-bidang tertentu saja, misalnya perusahaan hanya menyusun perencanaan di bidang produksi. Adapun alasan dari pemakai jenis ini adalah karena keterbatasan dana, tenaga ahli ataupun karena pertimbangan-pertimbangan khusus perusahaan.

Karakteristik Anggaran

Tidak semua rencana kerja suatu organisasi disebut dengan anggaran. Ada beberapa ciri atau karakteristik khusus yang dimiliki untuk membedakan dengan sekedar rencana antara lain. Menurut Savitri (2018, hlm. 3) beberapa karakteristik atau ciri-ciri anggaran tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.
    Satuan yang digunakan untuk menyatakan anggaran berisikan kuantifikasi keuangan rencana kerja untuk mencapai sasaran jangka pendek perusahaan. Di samping rencana kerja yang dicantumkan dalam anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan, rencana kerja tersebut juga dinyatakan dalam satuan lain di dalam anggaran.
  2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
    Jangka waktu anggaran, meskipun satu tahun (12 bulan) biasanya merupakan jangka waktu yang cukup oleh anggaran jangka pendek kemungkinan mencakup jangka waktu tiga atau enam bulan, tergantung atas sifat bisnis perusahaan. Jangka waktu anggaran harus memenuhi syarat sebagai berikut: a) jangka waktu anggaran harus dibagi ke dalam jangka waktu bulanan; b) Jangka waktu anggaran harus cukup untuk menyelesaikan produksi berbagai macam produk; c) Jangka waktu anggaran harus mencakup satu siklus musim untuk bisnis yang bersifat musiman; d) jangka waktu anggaran harus cukup panjang untuk memungkinkan pembelanjaan produksi dimuka sebelum kebutuhan nyata; e) Jangka waktu anggaran harus sesuai dengan periode akuntansi keuangan untuk memungkinkan perbandingan antara hasil sesungguhnya dengan hasil yang dianggarkan.
  3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen.
    Artinya, para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam anggaran. Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran yang setiap manajer dalam jenjang organisasi diberi peranan tertentu untuk melaksanakan kegiatan dalam pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Untuk memungkinkan para manajer melaksanakan peran mereka, setiap manajer memerlukan alokasi sumber daya (sumber daya manusia, modal, uang). Alokasi sumber daya ke tangan para manajer diukur dengan satuan moneter standar.
  4. Usulan anggaran di review dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran.
    Penelaahan dan persetujuan anggaran, anggaran merupakan rencana aktivitas yang akan menjadi pedoman untuk melaksanakan serangkaian aktivitas tertentu di masa yang akan datang. Sekali anggaran ditetapkan, pencapaian sasaran anggaran hanya dapat dilakukan melalui serangkaian aktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya dalam anggaran. Dengan demikian, proses penyusunan anggaran memerlukan berbagai tahap berikut: a) Penetapan sasaran oleh manajer atas; b) Pengajuan ususlan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut oleh manajer bawah; c) Penelaahan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah; d) Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah
  5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi tertentu.
    Perubahan anggaran, karena berisi komitmen manajer menyusun anggaran, maka anggaran merupakan tolak ukur terbaik kinerja manajer. Oleh karena itu, tidaklah mudah melakukan revisi anggaran, selama kondisi yang dipakai sebagai dasar penyusunannya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Jika anggaran sering kali direvisi, anggaran tidak lagi dapat dipakai sebagai tolak ukur kinerja manajer.
  6. Secara berkala kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
    Analisis penyimpangan, pelaksanaan anggaran berupa berbagai aktivitas yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran anggaran. Dalam pelaksanaan aktivitas tersebut dikonsumsikan berbagai sumber daya dengan menggunakan informasi akuntansi.

Fungsi Anggaran

Menurut Nafarin (dalam Savitri, 2018, hlm. 7) anggaran dapat memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.

  1. Fungsi Perencanaan
    Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata atau jelas dalam unit dan uang.
  2. Fungsi Pelaksanaan
    Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba).
  3. Fungsi Pengawasan
    Anggaran merupakan alat pengawasan (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan.

Sementara itu, menurut Munandar (dalam Savitri, 2018, hlm. 7) kegunaan atau fungsi dari anggaran di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Sebagai Pedoman Kerja
    Anggaran atau budget berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan targettarget yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang.
  2. Sebagai Alat Pengkoordinasian Kerja
    Anggaran berfungsi sebagai alat pengoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin.
  3. Sebagai Alat Pengawasan Kerja
    Budget dapat berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang di dalam budget dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja ataukah kurang sukses bekerja.

Manfaat Anggaran

Selain memiliki kegunaan atau fungsi yang kuat, anggaran juga memiliki banyak manfaat yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan. Menurut M. Nafarin (dalam Savitri, 2018, hlm. 11) beberapa  manfaat anggaran antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
  2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.
  3. Dapat memotivasi pegawai.
  4. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai.
  5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
  6. Sumber daya, seperti: tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
  7. Alat pendidikan bagi para manajer.

Menurut Savitri (2018, hlm. 9) beberapa manfaat anggaran tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Perencanaan kegiatan organisasi atau pusat pertanggungjawaban dalam jangka pendek. Anggaran sebagai alat perencanaan jangka pendek dan merupakan kesanggupan manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan program atau bagian dari program jangka pendek. Umumnya jangka waktunya satu tahun. Dalam penyusunan anggaran, manajer pusat pertanggungjawaban harus mempertimbangkan pengaruh lingkungan luar dan kondisi-kondisi perusahaan.
  2. Membantu mengoordinasikan rencana jangka pendek anggaran.
    Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mengoordinasikan rencana dan tindakan berbagai unit atau segmen yang ada di dalam organisasinya agar dapat bekerja secara selaras ke arah pencapaian tujuan. Koordinasi harus diusahakan, jadi tidak dapat diharapkan berjalan secara otomatis karena setiap individu di dalam organisasi mempunyai kepentingan dan persepsi yang berbeda terhadap tujuan organisasi.
  3. Alat komunikasi rencana kepada berbagai manajer pusat pertanggungjawaban.
    Jika organisasi yang diinginkan berfungsi secara efisien, maka organisasi tersebut harus menentukan saluran komunikasi melalui berbagai unit dalam organisasi tersebut. Komunikasi meliputi penyampaian informasi yang berhubungan dengan tujuan, strategi, kebijakan, rencana, pelaksanaan dan penyimpangan yang timbul. Dalam penyusunan anggaran, berbagai unit dan tindakan organisasi berkomunikasi dan berperan serta dalam proses anggaran.
  4. Alat untuk memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
    Anggaran dalam penyusunannya mengikut sertakan para pelaksana sehingga dapat digunakan untuk memotivasi mereka di dalam melaksanakan rencana, mencapai tujuan sekaligus untuk mengukur prestasi mereka. Memotivasi para pelaksana dapat dilakukan dengan memberikan insentif dalam bentuk uang, penghargaan, dan sebagainya kepada mereka yang mencapai prestasi.
  5. Alat pengendalian kegiatan dan penilaian prestasi pusat-pusat pertanggungjawaban dan para manajernya.
    Anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian kegiatan karena anggaran yang sudah disetujui merupakan komitmen dari pelaksanaan sehingga dapat ditentukan apakah penyimpangan yang timbul sudah menjadi hal yang dapat merugikan perusahaan. Penyimpangan tersebut digunakan sebagai dasar evaluasi atau penilaian prestasi dan umpan balik untuk perbaikan di masa yang akan datang.
  6. Alat pendidikan para manajer.
    Anggaran juga berfungsi sebagai alat untuk mendidik para manajer mengenai bagaimana bekerja secara terinci pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpin dan sekaligus menghubungkan dengan pusat pertanggungjawaban lain yang ada dalam organisasi tersebut. Dengan demikian, anggaran bermanfaat sebagai latihan kepemimpinan bagi para manajer agar di masa depan mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi.

Keterbatasan/Kelemahan Anggaran

Menurut Supriyono (dalam Savitri, 2018, hlm. 12) meskipun anggaran mempunyai banyak manfaat, tetapi terdapat pula beberapa keterbatasannya yaitu sebagai berikut.

  1. Estimasi atau proyeksi tidak tepat.
    Perencanaan dan anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi yang ketepatannya tergantung kepada kemampuan pengestimasi atau pemroyeksi. Ketidaktepatan estimasi mengakibatkan manfaat perencanaan tidak dapat dicapai
  2. Kondisi dan asumsi berubah.
    Perencanaan dan anggaran didasarkan kondisi dan asumsi tertentu. Jika kondisi dan asumsi yang mendasarinya berubah maka perencanaan dan anggaran harus dikoreksi.
  3. Tidak ada kerja sama dan koordinasi.
    Anggaran berfungsi sebagai alat manajemen hanya jika semua pihak, terutama para manajer terus bekerja sama secara terkoordinasi dan berusaha mencapai tujuan.
  4. Dipandang sebagai pengganti pertimbangan manajemen.
    Perencanaan dan anggaran tidak dapat dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajemen dan pertimbangan manajemen.

Sedangkan menurut Nafarin (dalam Savitri, 2018, hlm. 13) keterbatasan anggaran antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan, sehingga mendukung unsur ketidakpastian.
  2. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat.
  3. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang, sehingga anggaran tidak akan efektif.

Syarat Anggaran yang Baik

Agar anggaran yang dihasilkan memberi manfaat bagi perusahaan, menurut Supriyono (dalam Savitri, 2018, hlm. 13) anggaran tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

  1. Adanya organisasi perusahaan yang sehat.
    Organisasi yang sehat adalah organisasi yang membagi tugas fungsional dengan jelas dan menentukan garis wewenang dan tanggung jawab yang tegas.
  2. Adanya sistem akuntansi yang memadai.
    Sistem akuntansi yang memadai meliputi: a) Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan realisasinya sehingga dapat diperbandingkan dan dihitung penyimpangannya; b) Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi, anggaran dan selisih; c) Laporan didasarkan pada akuntansi pertanggungjawaban.
  3. Adanya penelitian dan analisis.
    Penelitian dan analisis diperlukan untuk menetapkan alat pengukur prestasi sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisis prestasi.
  4. Adanya dukungan para pelaksana.
    Anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika ada dukungan aktif dari para pelaksana tingkat atas maupun bawah.

Sementara itu, menurut Kana (dalam Savitri, 2018, hlm. 14) syarat-syarat anggaran di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Anggaran perusahaan harus bersifat realistis, dalam arti bahwa anggaran perusahaan itu tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis.
  2. Anggaran perusahaan harus bersifat luwes, yang berarti bahwa anggaran perusahaan tidak terlalu kaku sehingga berpeluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah.
  3. Anggaran perusahaan harus bersifat kontinu, dalam arti bahwa anggaran perusahaan memerlukan perhatian secara terus-menerus dan bukan merupakan suatu usaha yang bersifat incidental.
  4. Perusahaan yang menyusun anggaran perusahaan harus mampu: a) Mengendalikan berbagai relevant variables dalam mencapai tujuannya; b) Melaksanakan sistem manajemen ilmiah; c) Berkomunikasi secara efektif; d) Memberikan motivasi kepada para anggota; e) Mendorong terciptanya partisipasi.

Dengan terpenuhinya syarat-syarat anggaran tersebut, diharapkan agar anggaran yang disusun oleh manajemen perusahaan cukup memadai sehingga dapat membantu manajemen dalam menjalankan fungsi-fungsi manajerialnya dengan lebih efektif dan efisien sehingga efektivitas setiap kegiatan perusahaan dapat tercapai.

Referensi

  1. Savitri, E. (2018). Penganggaran perusahaan.Yogyakarta: Pustaka Sahila.
  2. Nirwana, N.Q.S.,& Nurasik. (2020). Perencanaan dan penganggaran bisnis. Sidoarjo: Umsida Press.
  3. Yanto, E., Nurfitriana., Ijma. (2022). Konsep dasar penganggaran perusahaan. Bandung: Penerbit Widina.

Gabung ke Percakapan

1 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *