Pengertian Ilmu Komunikasi

Ilmu komunikasi adalah praktik dan pengetahuan saintifik mengenai komunikasi. Rincinya, Ilmu komunikasi adalah praktik dan pengetahuan dari keterangan dasar yang kokoh mengenai proses penciptaan makna antara dua orang atau lebih. Definisi tersebut disimpulkan berdasarkan pengertian komunikasi dari Tubss & Moss (dalam Yusuf, 2021, hlm. 7) yang berpendapat bahwa komunikasi adalah proses penciptaan makna antara dua orang atau lebih, dan Hatta (dalam Hariyanto, 2021, hlm. 10) yang mengungkapkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang di dapatkan dari keterangan yang memberi dasar yang kokoh akan pengetahuan kita.

Sementara itu, secara sederhana namun tetap mengenai, Effendi (dalam Yusuf, 2021, hlm. 7) berpendapat bahwa komunikasi adalah penyampaian pikiran oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Namun demikian terdapat fundamen atau hal mendasar yang masih belum terejawantahkan dalam pengertian ini. Misalnya, penyampaian tersebut menggunakan apa? Apakah hanya eksklusif menggunakan bahasa atau kata-kata? Karena sejatinya komunikasi juga dapat terjadi melalui mimik muka sekalipun.

Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Albig (dalam Karyaningsih, 2018, hlm. 3) komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti antara individu-individu. Lambang-lambang itu dapat berupa bahasa, gestur tubuh, simbol grafik, dan sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh Brelson & Steiner (dalam Karyaningsih, 2018, hlm. 3) bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi, idea, emosi, keterampilan, dan seterusnya, melalui penggunaan simbol, angka, grafik dan lain-lain.

Para ahli lainnya juga sudah tentu memiliki pendapatnya masing-masing mengenai pengertian komunikasi. Beberapa pengertian komunikasi menurut para ahli yang dirangkum oleh Karyaningsih (2018, hlm. 4) di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Dr. Alo Liliweri : komunikasi merupakan suatu pengalihan pesan dari suatu sumber kepada penerima agar dapat dipahami.
  2. Carl I.Hovland : Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain.
  3. Judy C pearson & Paul E melson : Komunikasi adalah Proses memahami dan berbagi makna.
  4. Lexicographer : Komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.
  5. Raymond S Ross : Komunikasi adalah suatu kegiatan menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dengan pikiran serupa yang dimaksudkan komunikator.

Berdasarkan pengertian komunikasi menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pikiran dari seseorang kepada orang lain melalui pengoperasian dan penginterpretasian lambang-lambang yang berarti antarindividu baik itu bahasa, gestur tubuh, huruf/simbol grafik, dan sebagainya.

Sementara itu, ilmu komunikasi adalah ilmu terapan berupa pengetahuan saintifik mengenai proses penyampaian pikiran dari seseorang kepada orang lain melalui pengoperasian dan pemaknaan lambang-lambang yang berarti antarindividu.

Komponen Komunikasi

Menurut Hariyanto (2021, hlm. 29) komunikasi terdiri atas beberapa komponen pembentuknya, dan komponen-komponen dalam komunikasi tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Source (Sumber)
    Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian pesan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.
  2. Communicator/komunikator (Pengirim pesan)
    Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara atau menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, dan sebagainya.
  3. Message (Pesan)
    Pesan adalah lambang atau simbol yang mengandung makna dan dipilih oleh komunikator untuk disampaikan kepada komunikan. Pesan ini dapat berupa verbal maupun non-verbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa, percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon dll.
  4. Channel (Saluran atau media)
    Channel atau saluran adalah alat untuk menyalurkan pesan komunikasi. Channel bisa berupa media elektronik termasuk media sosial maupun media cetak. Saluran komunikasi adalah tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
  5. Communicant/komunikan (penerima pesan)
    Komunikan adalah penerima pesan atau orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator baik secara langsung maupun menggunakan media.
  6. Effect (hasil)
    Dampak yang terjadi pada diri komunikan setelah mendapatkan pesan komunikasi dari komunikator. Hasil antar-effect adalah hasil akhir dari suatu komunikasi yakni sikap dan tingkah laku seseorang sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Jika sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai, maka berarti komunikasi itu berhasil. Efek komunikasi bisa pengetahuan, sikap atau perilaku komunikan.
  7. Feedback (umpan balik)
    Respons atau efek yang dikembalikan oleh komunikan kepada komunikator setelah mendapatkan pesan komunikasi dari komunikator.
  8. Noise (Gangguan)
    Hambatan atau gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi, akibatnya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Prinsip Komunikasi

Dalam komunikasi terdapat suatu asumsi, karakteristik, atau prinsip yang menjadikan komunikasi sebagai komunikasi itu sendiri. Mulyana (dalam Yusuf, 2021, hlm. 19) mengungkapkan bahwa terdapat  dua belas prinsip komunikasi yang di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Komunikasi adalah proses simbolik.
    Komunikasi sendiri dapat dipandang sebagai proses, yang artinya komunikasi berlangsung secara dinamis. Sebab pada dasarnya komunikasi adalah proses menyampaikan isi pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator 1) kepada orang lain (komunikator 2).
  2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi.
    Meski ada ungkapan yang terkenal jika we cannot not communicate, namun tidak semua perilaku kita adalah komunikasi. Aktivitas komunikasi baru dapat terjadi bila kita sudah mulai menafsirkan suatu objek atau memberi makna atas perilaku orang lain atau diri sendiri.
  3. Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan.
    Dimensi isi (makna) terkait dengan simbol verbal dan menunjukkan muatan (apa) yang dikatakan, sementara dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakan, hubungan peserta komunikasi dan bagaimana seharusnya pesan ditafsirkan.
  4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan.
    Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja serta sesuai dengan tujuan dan keinginan dari pelaku. Pengertian “sadar” di sini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental-psikologis yang terkendalikan atau terkontrol, bukan dalam keadaan “mimpi”. Disengaja maksudnya bahwa komunikasi dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya.
  5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu.
    Konteks ruang dan waktu dalam komunikasi berpengaruh pada makna. Oleh karena itu makna pesan tergantung pada konteks fisik dan ruang (iklim, suhu, intensitas cahaya dsb.), waktu, sosial, dan psikologis dari peserta komunikasi.
  6. Melibatkan prediksi peserta komunikasi.
    Ketika kita menyapa seseorang di pagi hari dengan salam dan ucapan selamat pagi, kita akan memprediksi jawaban dari salam yang telah kita lontarkan. Artinya kita sudah memprediksi umpan balik apa yang akan kita terima. Namun komunikasi terikat dengan perilaku dan tata krama di dalam masyarakat. Dalam contoh ucapan salam, cara pengucapan salam kita terhadap orang yang lebih tua, guru, dosen dan orang yang kita hormati, tentu akan berbeda dengan salam kita terhadap anak kecil dan teman sebaya kita.
  7. Komunikasi bersifat sistemik.
    Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komunikasi tidak “statis”, tetapi” dinamis” dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung terus-menerus.
  8. Pengaruh latar belakang sosial-budaya terhadap efektifitas komunikasi.
    Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai yang diharapkan para pesertanya. Salah satu hal yang dapat mewujudkan tujuan itu adalah kesamaan makna antarpeserta komunikasi. Makna suatu pesan (verbal atau nonverbal) pada dasarnya terikat dengan budaya.
  9. Komunikasi bersifat nonsekuensial.
    Komunikasi Bersifat Nonsekuensial atau tidak berada pada bentuk atau model komunikasi tertentu. Proses komunikasi bisa jadi terjadi dalam tatanan acak; tidak linear, sirkuler, atau bahkan helikal.
  10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional.
    Ada yang bilang komunikasi itu tidak berawal dan tidak berakhir. Ketika fenomena Gus Baha’ dan Gus Miftah muncul, dan mungkin akan redup pada waktunya, tidak serta merta dapat dikatakan bahwa pembicaraan tentang keduanya juga berakhir. Di masa depan masih akan banyak orang yang membicarakan fenomena itu. Oleh karena itu komunikasi adalah proses yang sinambung (continuous).
  11. Komunikasi bersifat irreversibel.
    Suatu perilaku adalah peristiwa dan menjadi fakta. Peristiwa komunikasi adalah peristiwa komunikasi yang tidak dapat diubah (irreversibel). Fakta bahwa Anda pernah menyakiti seseorang tidak akan dapat diubah. Tidak berlebihan bila dikenal adagium to forgiven but not to forgeted.
  12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah.
    Komunikasi bukan panasea (obat manjur) untuk menyelesaikan segala persoalan. Persoalan atau konflik mungkin berkaitan dengan masalah struktural, misalnya ketidakadilan dan masalah yang hanya dapat diselesaikan dengan “keharusan tertentu” tidak akan dapat diselesaikan dengan komunikasi. Kedua contoh masalah itu hanya dapat diselesaikan dengan memenuhi tuntunan dari keduanya.

Ruang Lingkup Ilmu Komunikasi

Ruang lingkup ilmu komunikasi sebagai keterampilan praktis dan bahkan sebagai seni adalah komunikasi insani (human communication) atau komunikasi antarmanusia, bukan komunikasi antara manusia dengan hewan, maupun komunikasi antarhewan. Berkaitan dengan hal tersebut, Effendi (dalam Yusuf, 2021, hlm. 11-14) membagi lingkup komunikasi manusia ke dalam tujuh lingkup yang di antaranya adalah sebagai berikut.

Ruang lingkup pertama adalah ruang lingkup berdasarkan bidang komunikasi yang di antaranya meliputi:

  1. Komunikasi sosial (social communication),
  2. Komunikasi organisasi/manajemen (organizational/management communication),
  3. Komunikasi bisnis (business communication),
  4. Komunikasi politik (political communication),
  5. Komunikasi intenasional (international communication),
  6. Komunikasi antarbudaya (intercultural communication),
  7. Komunikasi pembangunan (development communication),
  8. Komunikasi tradisional (traditional communication).

Kedua, sifat komunikasi yang ruang lingkupnya dapat diklasifikasikan pada:

  1. Komunikasi verbal (verbal communication), meliputi komuniasi lisan (oral communication) dan komunikasi tulisan (written communication);
  2. Komunikasi nirverbal (nonverbal communication), meliputi komunikasi kial (gestural/body communication), komunikasi gambar (pictural communication) dan lain sebagainya;
  3. Komunikasi tatap muka (face to face communication);
  4. Komunikasi bermedia (mediated communication).

Ketiga, tatanan komunikasi yang merupakan proses komunikasi ditinjau dari sisi jumlah peserta komunikasi. Tatanan atau konteks komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut.

  1. Komunikasi pribadi (personal communication) yang meliputi komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) dan komunikasi antarpribadi (interpersonal communication).
  2. Komunikasi kelompok (group communication), meliputi komunikasi kelompok kecil (small-group communication) seperti ceramah, forum diskusi, smposium, diskusi panel, seminar, curah saran (brainstorming), dan komunikasi kelompok besar (large-group/public communication).
  3. Komunikasi massa (mass communication), meliputi komunikasi media cetak/pers (printed massa media communication) seperti surat kabar (daily/newspaper) dan majalah (magazine), dan komunikasi media seperti radio, televisi, film dan lain sebagainya.
  4. Komunikasi media (media communication) seperti surat, telepon, pamflet, poster, spanduk, dan mungkin media lain yang masih belum disepakati keberadaannya sebagai media massa seperti media sosial facebook, youtube, whatsapp.

Keempat, tujuan komunikasi, yang antara lain: mengubah sikap (to change the attitude), mengubah opini/pendapat/ pandangan (to change the opinion), mengubah perilaku (to change the behavior), dan mengubah masyarakat (to change the society).

Kelima, fungsi komunikasi. secara umum fungsi komunikasi adalah memberi informasi (to inform), mendidik (to educate), dan menghibur (to entertain) serta fungsi mempengaruhi (to influence).

Keenam, teknik komunikasi. Teknik berkait erat dengan keterampilan. Komunikasi juga merupakan ilmu praktis dan seni. Teknik komunikasi meliputi komunikasi informatif (informative communication), komunikasi persuasif (persuasive communication), komunikasi pervasif/loby (pervasive communication), komunikasi koersif/mengendalikan dengan kekerasan (coersive communication), komunikasi instruktif (instructive communication), dan hubungan manusiawi (human relations).

Ketujuh, metode komunikasi meliputi jurnalisme (journalism) baik cetak, elektronik maupun online, hubungan masyarakat (public relations), periklanan (advertising), propaganda, perang urat saraf (psychological warfare), perpustakaan (library) dan lain lain.

Referensi

  1. Hariyanto, D. (2021). Buku ajar pengantar ilmu komunikasi. Sidoarjo: Umsida Press.
  2. Karyaningsih. (2018). Ilmu komunikasi. Yogyakarta: Samudra Biru.
  3. Yusuf, F.M. (2021). Buku ajar pengantar ilmu komunikasi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Ilmu.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *