Pengertian Long Term Memory

Long Term Memory adalah ingatan yang dapat berlangsung paling sedikit beberapa hari atau selama puluhan tahun, atau ingatan yang tetap bertahan karena dibentuk dengan pelaksanaan secara berulang-ulang untuk waktu yang lama (Suparwi, 2020, hlm. 56). Dengan kata lain, long term memory atau ingatan jangkap panjang adalah suatu proses penyimpanan informasi dalam memori secara permanen (Baihaqi, 2016, hlm. 102).

Kemampuan kita untuk menanggapi peristiwa-peristiwa sensorik paling kecil yang membentuk masa kini dilakukan oleh short term memory sebagai tempat penyimpanan sementara, sedangkan untuk memahami masa lalu dan menggunakan informasi tersebut untuk mengolah masa kini adalah fungsi dari long term memory (Fitri, 2021, hlm. 30). Long term memory (LTM) memungkinkan kita untuk tinggal di dua dunia secara bersamaan (masa lalu dan masa kini) dan melalui proses tersebut kita dapat memahami aliran pengalaman yang datang secara terus menerus.

Lokalisasi dan Distribusi Long Term Memory

Lokasi tempat memori disimpan adalah di seluruh bagian otak, meskipun juga berpusat di bagian-bagian tertentu. Studi-studi PET menunjukkan bahwa area frontal di otak banyak terlibat dalam pemrosesan informasi di mana kinerja memori bersifat spesifik. Sebagaimana diketahui dari studi pasien yang menderita kerusakan otak bagian frontal tersebut, bahwa hippocampus, cortex, dan thalamus merupakan bagian yang esensial dari memori jangka panjang.

Memori jangka panjang yang permanen nampaknya tersimpan dan diproses dalam cerebral cortex. Informasi dari mata dan telinga dilewatkan ke visual cortex dan auditory cortex, dan nampaknya memori jangka panjang yang bertipe visual dan auditori juga disimpan di sekitar lokasi tersebut. Beberapa region otak memiliki fungsi penting dalam pembentukan memori.

Region-region tersebut meliputi hipokampus dan korteks (yang berbatasan dengan hipokampus), serta thalamus. Pentingnya region tersebut ditunjukkan oleh studi terhadap pasien- pasien klinis yang mengalami kerusakan pada area-area tersebut. Hipokampus sendiri bukanlah merupakan penyimpanan memori jangka panjang yang permanen. Memori adalah suatu proses yang aktif yang melibatkan sejumlah besar area di otak dan sejumlah area memiliki fungsi lebih dominan dibandingkan area lain. (Solso dkk dalam Suparwi, 2020, hlm. 58).

Kapasitas Long Term Memory

Solso (2dalam Suparwi, 2020, hlm. 58) menjelaskan bahwa terdapat sebuah penelitian oleh Shepard (1967) yang menunjukkan kemampuan manusia mengenali gambar setelah periode waktu yang sangat lama. Disini partisipan memiliki tugas rekognisi memori selama 3 hari, 7 hari, dan120 hari.

Dukungan lebih lanjut terhadap kapasitas LTM ditemukan oleh Standing Conezio dan Haber (1970). Untuk Analisis teoritik tentang kepakaran, Chase dan Ericsson (1982 dalam Suparwi, 2020, hlm. 58-59) menjelaskan tiga prinsip kinerja memori, yakni sebagai berikut.

  1. Prinsip penyandian mnemonic: menyatakan bahwa para pakar menyandikan informasi berdasarkan basis pengetahuan yang luas, yang dimiliki para pakar tersebut.
  2. Prinsip struktur pengambilan informasi: menyatakan bahwa para pakar menggunakan pengetahuan mereka tentang suatu objek untuk mengembangkan mekanisme yang sangat terspesialisasi dan abstrak yang secara sistematik menyandikan dan mengembangkan polapola yang bermakna dari LTM.
  3. Prinsip percepatan: menyatakan bahwa latihan akan meningkatkan kecepatan para pakar dalam mengenali dan menyandikan pola-pola.

Durasi Long Term Memory

Sejumlah penelitian mendukung adanya memori jangka sangat panjang atau very long-term memory (VLTM). Studi ini dilakukan oleh Bahrick dan Wittlinger (1975). Mereka melakukan studi cross-sectional dengan memberikan tugas isyarat gambar (picture-cueing task), dalam tugas tersebut para partisipan diminta mengingat nama seorang rekan mereka berdasarkan gambarnya. Data yang dihimpun Bahrick dan rekan- rekannya mendukung bahwa VLTM memang ada dan bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama.

Selain itu, stabilitas rekognisi memori dalam jangka waktu selama itu sungguh mengejutkan. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat penyandian awal (pada saat peristiwa tersebut terjadi) dan distribusi rehearsal (pengulangan). Dalam studi lain oleh Bahrick yang menguji memori tentang bahasa Spanyol yang dipelajari lima puluh tahun sebelumnya. Meliputi tes pemahaman bacaan, tes mengingat(recall) dan tes rekognisi terkait perbendaharaan kata (vocabulary),tata bahasa (grammar), dan idiom-idiom.

Ternyata, kemampuan berbahasa Spanyol tersebut masih tetap eksis (dan berguna) setelah 50 tahun. Memori yang “permanen tersebut” disebut Bahrick sebagai permastore dan diasumsikan bahwa memori tentang Spanyol (dan bahasa-bahasa asing lain) dapat eksis untuk jangka waktu yang lama (Solso dkk dalam Suparwi, 2020, hlm. 59).

Penyimpanan Long Term Memory

Robert L.Solso dkk, (2007 dalam Suparwi, 2020, hlm. 60) memaparkan sebuah penjelasan tentang bagaimana memori jangka panjang dibentuk dan disimpan, ditemukan dalam karya Donald Hebb yang menjadi klasik. Versi sederhana dari gagasan Hebb tentang LTM menyatakan bahwa informasi dari STM akan dikirim ke LTM apabila diulang- ulang (rehearsed) di STM dalam jangka waktu yang cukup lama.

Transformasi informasi dari STM ke LTM terjadi karena struktur STM di otak memiliki sirkuit yang berisikan aktivitas-aktivitas neural yang bergema (reverberating), yang memiliki neuron-neuron yang mampu bergerak dalam putaran (loop) secara mandiri. Maka sirkuit tersebut tetap aktif selama satu periode tertentu, terjadilah perubahan kimiawi dan/atau perubahan struktural, dan memori akan disimpan secara permanen dalam LTM. Jika informasi tersebut dikombinasikan dengan memori-memori lain yang bermakna, terjadilah peningkatan memoribilitas (kemudahan memori untuk diingat).

Sejumlah pengalaman lebih mudah diingat dibandingkan pengalaman lain. Sebagai contoh, pengalaman-pengalaman yang menyenangkan, yang melibatkan ego, atau yang bersifat traumatic, tampaknya bertahan lama di memori dibandingkan memori yang mengenai kuliah yang rumit. Penelitian terhadap hewan menunjukkan peran peningkatan kadar glukosa terhadap pembentukan memori.

Lebih lanjut lagi ketika peristiwa menyenangkan terjadi, medulla adrenal meningkatkan sekresi epinephrine (adrenaline) ke dalam darah sehingga meningkatkan konsolidasi memori (Megaugh,1990 dalam Suparwi, 2020, hlm. .60). Diyakini bahwa epinephrine tidak secara langsung menstimulasi sinapsissinapsis otak, melainkan mengubah cadangan glikogen menjadi glukosa sehingga meningkatkan kadar glukosa  dalam darah, yang menjadi nutrisi dalam otak. Sejumlah penelitian eksperimental telah mendukung gagasan bahwa penyunting glukosa seketika setelah proses belajar akan meningkatkan memori tentang materi yang dipelajari.

Jenis-jenis Long Term Memory

Memori jangka panjang adalah bagian dari sistem ingatan kita yang berfungsi menyimpan informasi untuk jangka panjang, kapasitasnya sangat besar. Para ahli meyakini bahwa kita tidak pernah melupakan informasi dalam ingatan jangka panjang, mungkin kita hanya kehilangan kemampuan menemukan informasi itu dalam ingatan kita. Terdapat beberapa jenis-jenis memori yang berbeda pada long term memory yang di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Memori Eksplisit

yaitu memori yang mengandalkan pengambilan pengalaman-pengalaman sadar dan menggunakan isyarat. Memori ini juga dibagi menjadi dua, di antaranya:

  1. Memori episodik,
    yaitu ingatan kita tentang pengalaman pribadi yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Informasi tentang ingatan episodi ini tersimpan dalam bentuk image yang terorganisir berdasarkan kapan dan di mana kejadian itu terjadi. Misalnya: ingatan tentang makan malam dengan pacar kemarin di rumah makan pinggir kota;
  2. Memori semantik, yaitu ingatan yang berisi fakta dan generalisasi yang kita tahu, konsep, prinsip, atau aturan-aturan dan bagaimana menggunakannya, keterampilan pemecahan masalah dan strategi belajar. Apa yang dipelajari di kelas disimpan dalam ingatan semantik ini. Informasi di dalam ingatan semantik diorganisir dalam bentuk rangkaian hubungan dari ide-ide.

2. Memori Implisit

Memori Implisit diekspresikan dalam bentuk, mempermudah kinerja dan tidak memerlukan rekoleksi yang sadar. Memori ini juga terbagi atas bermacam memori lain seperti memori prosuderal. Memori prosuderal adalah kemampuan untuk mengingat tentang bagaimana melakukan sesuatu terutama tugas fisik. Tipe ingatan ini tersimpan dalam seri pasangan stimulus respon. Contohnya: jika Anda naik sepeda dan sepeda Anda miring ke kiri atau mendapatkan stimulus, maka Anda segera menyeimbangkan diri ke kanan yang merupakan bentuk dari memberikan respons. Ada beberapa macam jenis memori dari memori implisit lainnya seperti: kebiasaan, skill, prosedur, persiapan, dan kepribadian dasar.

Referensi

  1. Baihaqi, MIF. (2016). Pengantar psikologi kognitif. Jakarta: Erlangga.
  2. Suparwi, S. (2020). Pengantar psikologi kognitif. Salatiga: LP2M IAIN Salatiga.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *